NAYPYITAW, MYANMAR (delapantoto) — Pemerintah Myanmar mengumumkan keberhasilan operasi penegakan hukum skala besar yang menargetkan pusat-pusat penipuan daring (online scam) dan sindikat kejahatan transnasional. Dalam operasi tersebut, otoritas Myanmar berhasil menangkap sebanyak 1.590 Warga Negara Asing (WNA) yang diduga terlibat dalam aktivitas penipuan, terutama skema penipuan asmara (romance scam) dan investasi palsu (phishing).
Operasi ini merupakan respons langsung terhadap tekanan internasional, khususnya dari Tiongkok, yang menuntut tindakan keras terhadap sindikat yang beroperasi di wilayah perbatasan Myanmar.
I. Fokus Operasi dan Latar Belakang Penangkapan
Penangkapan besar-besaran ini sebagian besar terjadi di wilayah yang berbatasan dengan Tiongkok, di mana banyak pusat penipuan daring didirikan dan dijalankan oleh sindikat kejahatan terorganisir.
Target Utama: Pusat-pusat penipuan (scam centers) yang beroperasi di wilayah Shan Utara dan beberapa kota perbatasan. Sindikat ini sering merekrut WNA dari berbagai negara, termasuk Asia Tenggara dan Tiongkok, dan memaksa mereka bekerja dalam kondisi layaknya perbudakan.
Tujuan Sindikat: Para WNA yang ditangkap diduga berperan sebagai operator yang melakukan penipuan asmara, investasi kripto palsu, dan perjudian daring ilegal, menargetkan korban di seluruh dunia, termasuk Indonesia dan Tiongkok.
Tekanan Tiongkok: Operasi ini dilakukan setelah adanya peningkatan kerjasama penegakan hukum antara Myanmar dan Tiongkok. Beijing telah lama menuntut Myanmar untuk memberantas sindikat ini, yang telah menyebabkan kerugian miliaran Yuan bagi warga negara Tiongkok.
“Total 1.590 Warga Negara Asing berhasil kami amankan. Mereka diduga kuat terlibat dalam operasi penipuan daring transnasional yang beroperasi di wilayah perbatasan kami,” ujar Juru Bicara Junta Militer Myanmar, Zaw Min Tun.
II. Proses Deportasi dan Identifikasi Korban Perdagangan Orang
Pemerintah Myanmar menegaskan akan segera memproses penahanan dan deportasi WNA yang ditangkap, sambil melakukan identifikasi terhadap mereka yang mungkin adalah korban.
-
Deportasi ke Tiongkok: Mayoritas WNA yang ditangkap adalah warga negara Tiongkok. Pemerintah Myanmar sedang berkoordinasi dengan otoritas Beijing untuk memfasilitasi proses deportasi massal.
-
Identifikasi Korban TPPO: Otoritas Myanmar juga melakukan penyaringan ketat untuk mengidentifikasi WNA yang sebenarnya adalah korban perdagangan orang (Trafficking in Persons/TIP). Banyak operator penipuan di pusat-pusat tersebut yang direkrut dengan janji kerja palsu dan dipaksa bekerja di bawah ancaman kekerasan.
Operasi ini menandai langkah signifikan Myanmar dalam memerangi kejahatan transnasional dan menjadi sinyal keras terhadap kelompok-kelompok bersenjata etnis yang diduga melindungi pusat-pusat penipuan ini di wilayah otonomi mereka.
