LUBUK BASUNG, SUMATERA BARAT (LIGA335) — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mengumumkan data terbaru dan mengkhawatirkan mengenai dampak serangkaian bencana hidrometeorologi (banjir dan tanah longsor). BPBD mencatat total 15.300 jiwa warga Agam terpaksa mengungsi setelah rumah dan permukiman mereka terendam atau rusak parah.
Jumlah pengungsi yang masif ini menunjukkan skala bencana yang luar biasa di Agam, menuntut respons cepat dan terpadu dari pemerintah pusat dan daerah.
I. Skala Darurat dan Sebaran Pengungsi
Bencana dipicu oleh curah hujan ekstrem yang menyebabkan meluapnya sungai-sungai besar dan memicu longsor di wilayah perbukitan.
Jumlah Jiwa: Total 15.300 pengungsi tersebar di beberapa kecamatan yang paling parah terdampak, termasuk [Simulasi: Palembayan, Lubuk Basung, dan Tanjung Raya].
Titik Pengungsian: Para pengungsi ditampung di berbagai lokasi aman, termasuk balai desa, masjid, dan gedung sekolah yang difungsikan sementara sebagai posko darurat.
Kebutuhan Paling Mendesak: Kepala Pelaksana BPBD Agam, [Simulasi: Bambang Ichsan], menyatakan bahwa kebutuhan yang paling mendesak saat ini adalah makanan siap saji, air bersih, selimut, dan perlengkapan bayi, mengingat cuaca yang masih dingin dan kondisi pengungsian yang padat.
“Angka 15.300 jiwa adalah angka yang sangat besar dan menjadi prioritas utama penanganan kami. Kami bekerja keras memastikan semua pengungsi mendapatkan tempat berlindung yang layak dan pasokan makanan yang cukup,” ujar [Simulasi: Bambang Ichsan], Rabu (3/12/2025).
II. Tantangan Kesehatan dan Logistik
Kepadatan di posko pengungsian memunculkan tantangan baru, terutama dari sisi kesehatan:
Risiko Penyakit: Dinas Kesehatan Agam mewaspadai potensi penyebaran penyakit menular pasca-banjir seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan diare, terutama di kalangan anak-anak. Protokol kesehatan dan sanitasi diperketat di lokasi pengungsian.
Akses Terputus: BPBD dan TNI/Polri masih menghadapi kendala logistik karena beberapa ruas jalan utama di Agam sempat terputus akibat longsoran, memperlambat pengiriman bantuan dari posko induk ke titik-titik terpencil.
Pemerintah Kabupaten Agam telah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana dan mendesak bantuan logistik tambahan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan BNPB.
