LUBUK BASUNG, SUMATERA BARAT (CVTOGEL) — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Agam mengambil keputusan darurat dengan meliburkan kegiatan belajar mengajar (tatap muka) di 93 unit sekolah di wilayahnya. Kebijakan ini diberlakukan menyusul dampak parah bencana hidrometeorologi (banjir dan longsor) yang menyebabkan akses sekolah terputus, bangunan rusak, atau sekolah difungsikan sebagai posko pengungsian.
Langkah ini diambil untuk memastikan keselamatan total para siswa, guru, dan mengoptimalkan fungsi sekolah sebagai pusat penampungan darurat.
I. Skala Dampak dan Jenis Sekolah Terdampak
Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Agam menjelaskan bahwa 93 sekolah yang diliburkan mencakup jenjang PAUD, SD, dan SMP yang berada di zona merah dan wilayah terisolasi.
Faktor Penentu Libur:
Akses Terputus: Sebagian besar siswa dan guru tidak dapat mencapai sekolah karena jalan tertimbun material longsor atau jembatan putus.
Kerusakan Fisik: Puluhan sekolah mengalami kerusakan pada bangunan, terendam lumpur tebal, atau mengalami kerusakan berat pada fasilitas sanitasi.
Fungsi Pengungsian: Sejumlah sekolah digunakan sebagai tempat penampungan bagi sekitar 15.300 warga Agam yang mengungsi.
Durasi Libur: Peliburkan ini bersifat sementara (tentatif) dan akan ditinjau kembali setiap tiga hari, tergantung pada perkembangan pemulihan infrastruktur dan surutnya genangan.
II. Pembelajaran Alternatif dan Prioritas Psikososial
Meskipun sekolah diliburkan, Pemkab Agam berkomitmen untuk memastikan hak pendidikan anak-anak tetap terpenuhi.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ): Bagi sekolah yang infrastruktur digitalnya memungkinkan, pembelajaran dialihkan ke PJJ (daring).
Pusat Belajar Darurat: Disdik Agam, bekerja sama dengan Mendikdasmen (Kementerian Pendidikan), sedang menyiapkan pusat belajar darurat di posko-posko pengungsian.
Fokus Pemulihan Trauma: Prioritas utama di lokasi pengungsian adalah memberikan dukungan psikososial (trauma healing) kepada siswa, sebelum mereka kembali ke kurikulum akademik.
“Keselamatan siswa adalah prioritas nomor satu. Kami meminta orang tua memantau anak-anak. Kami sedang berupaya membersihkan 93 sekolah ini dari lumpur dan material longsor agar KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) normal bisa segera dimulai,” ujar [Simulasi: Kepala Dinas Pendidikan Agam].
Pemkab Agam berkoordinasi dengan TNI dan relawan untuk membersihkan sekolah yang rusak dan mengembalikan fungsi fasilitas pendidikan.
